Selepas subuh, bergegas sejumlah rombongan perempuan bersepatu bot, topi terpasang dan golok sudah bergelantun di pinggang. Derap kakinya menandakan semangatnya. Beriringan dengan cuitan burung, tawa canda perempuan-perempuan desa itu berjalan menyusuri desa, memasuki hutan yang masih berselimut kabut dan berkalung embun pagi yang sejuk.

Berjalan pagi, menyusuri hutan mencari kayu bakar. mencari  ranting-ranting yang jatuh karena alam atau yang sudah kering yang masih menempel di pohon.

Setibanya didalam hutan, matanya tajam melihat ranting, laksana burung terbang tinggi yang jeli melihat seekor ikan di laut. Tangan-tangannya kokoh, terampil dan tangkas mengambil ranting, memotong ranting kering menjadi bagian-bagian kecil yang siap untuk dibawa pulang.

 

Mencari kayu bakar sudah menjadi kebiasaan masyarakat di seputrana Gunung Bunder Kabupaten Bogor. Kayu babar digunakan untuk keperluan dapur. Memang sudah tersedia gas Elpiji, namun kebiasaan masyarakat yang masih memanfaatkan kayu-kayu kering, ranting-ranting yang terlepas dari dahannya tidak bisa dilepaskan.

“Sudah menjadi tradisi masyarakat disini mas”, ujar salah seorang ibu yang menvceritakan bagaimana masyarakat setempat sudah melakukan kegiatan ini secara turun menurun. Tidak setiap hari mereka turun memncari kayu bakar ini. Biasanya seminggu tiga kali, tergantung persediaan dan kebutuhan. Kadang sehari habis kadang masih ada. Kadang mereka mencari kayu bakar untuk disimpan agar kering untuk stock ketika nanti musim hujan tiba yang sulit mencari kayu kering untuk dibakar.

 

Tangannya terampil. Mereka sudah memahami bagaimana mencari ranting kering, baik yang sudah jatuh atau masih menempel. “Kami tidak menebang pohon yang masih segar. Kami hanya mengambil ranting yang kering dan sudah jatuh. Atau yang masih ada di dahan, namun sudah kering yang tidak mungkin lagi bisa tumbuh. Kami mencari secara teliti” kata ibu Umi.

“Kami juga menjaga hutan tetap lestari, karena hutan bagian dari hidup kami,” katanya

Ada kebahagiaan ketika mereka beramai-ramai mencari kayu. Seringkali terdengar tawa bersama, penuh riang, saling membantu dan pulang selalu membawa hasil yang sama. Biasanya mereka hanya perlu waktu sejam untuk mencari kayu. Berangkat dengan riang, pulangpun dengan gembira. Siap memasak untuk keluarga!

Salam sehat selalu.